Featured Post
70.000 Golongan Yang Masuk Surga Tanpa Hisab Dan Adzab
| 70.000 Golongan Yang Masuk Surga Tanpa Hisab & Adzab |
Seandainya kita mau mengakui dan bermuhasabah setelah lelah atau mungkin bosan bercinta dengan duniawi, pasti kita akan mengerti serta memahami tentang hakekat hidup yang sebenarnya.
Ketika kita menengok kebelakang atau kembali ke ajaran Agama, tentunya kita sudah tidak asing dengan kata Surga & Neraka.
iya... Salah satu dari dua tempat inilah yang akan kita singgahi dan tempati nanti, tepatnya setelah kita mati. Sebuah tempat yang sifatnya akan mewujud (nyata) setelah terjadinya hari kiamat atau hari kebangkitan.
Secara umum untuk menuju ke kerajaan surga keabadian diperlukan proses dan tahapan-tahapan yang telah ada serta ditentukan oleh Tuhan. Di dalam ajaran Agama Islam, proses dan tahapan-tahapan itu telah dijelaskan di dalam al-Qur'an dan al-Hadist.
Antara lain :
- Alam Barzah (Alam Kubur)
- Padang Mansyar
- Yaumul Hisab
- Yaumul Mizan
- Jembatan Shirat al Mustaqim
- Al Qantharah
Namun dalam sejumlah hadist shahih juga dijelaskan, bahwa dihari kiamat nanti (hari kebangkitan) akan ada sekelompok atau golongan manusia yang berhak masuk surga tanpa melalui proses hisab, tanpa mizan dan tanpa azab.
Hadist ini begitu terkenal dikalangan Ulama Salaf, Tabi'in, Auliya & Ahli Sunnah di seluruh dunia.
Hal ini dikarenakan hampir seluruh perawi hadist membenarkan serta mengatakan bahwa sanad dari hadist ini haq atau benar.
Berikut ini penjelasan hadistnya :
Imam Bukhari dan lainnya di dalam kitab shahihnya telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa sallam bahwa beliau berkata :
عُرِضَتْ عَلَيَّ الأُمَمُ فَجَعَلَ النَّبِيُّ وَالنَّبِيَّانِ يَمُرُّونَ مَعَهُمْ الرَّهْطُ وَالنَّبِيُّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ حَتَّى رُفِعَ لِي سَوَادٌ عَظِيمٌ قُلْتُ مَا هَذَا ؟ أُمَّتِي هَذِهِ ؟ قِيلَ بَلْ هَذَا مُوسَى وَقَوْمُهُ ، قِيلَ انْظُرْ إِلَى الأُفُقِ فَإِذَا سَوَادٌ يَمْلأُ الأُفُقَ ثُمَّ قِيلَ لِي انْظُرْ هَا هُنَا وَهَا هُنَا فِي آفَاقِ السَّمَاءِ فَإِذَا سَوَادٌ قَدْ مَلأَ الأُفُقَ قِيلَ هَذِهِ أُمَّتُكَ وَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ هَؤُلاءِ سَبْعُونَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ ثُمَّ دَخَلَ وَلَمْ يُبَيِّنْ لَهُمْ فَأَفَاضَ الْقَوْمُ وَقَالُوا نَحْنُ الَّذِينَ آمَنَّا بِاللَّهِ وَاتَّبَعْنَا رَسُولَهُ فَنَحْنُ هُمْ أَوْ أَوْلادُنَا الَّذِينَ وُلِدُوا فِي الإِسْلامِ فَإِنَّا وُلِدْنَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ ؟ فَبَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَرَجَ فَقَالَ : هُمْ الَّذِينَ لا يَسْتَرْقُونَ وَلا يَتَطَيَّرُونَ وَلا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“Ditampakkan beberapa umat kepadaku, maka ada seorang nabi atau dua orang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh antara 3-9 orang. Ada pula seorang nabi yang tidak punya pengikut seorangpun, sampai ditampakkan kepadaku sejumlah besar. Aku pun bertanya apakah ini? Apakah ini ummatku? Maka ada yang menjawab: ‘Ini adalah Musa dan kaumnya,’ lalu dikatakan, ‘Perhatikanlah ke ufuk.’ Maka tiba-tiba ada sejumlah besar manusia memenuhi ufuk kemudian dikatakan kepadaku, ‘Lihatlah ke sana dan ke sana di ufuk langit.’ Maka tiba-tiba ada sejumlah orang telah memenuhi ufuk. Ada yang berkata, ‘Inilah ummatmu, di antara mereka akan ada yang akan masuk surga tanpa hisab sejumlah 70.000 orang. Kemudian Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa sallam masuk tanpa menjelaskan hal itu kepada para shahabat. Maka para shahabat pun membicarakan tentang 70.000 orang itu. Mereka berkata, ‘Kita orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya maka kitalah mereka itu atau anak-anak kita yang dilahirkan dalam Islam, sedangkan kita dilahirkan di masa jahiliyah.’ Maka sampailah hal itu kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa sallam, lalu beliau keluar dan berkata, ‘mereka adalah orang yang tidak minta diruqyah (dimanterai), tidak meramal nasib dan tidak mita di-kai, dan hanya kepada Allah-lah mereka bertawakal.”
[HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At - Turmudzi, An - Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, Malik, Ad - Darimi, Ushul al-Kafi, Al-Istibshar, Al-Tahdzib, Man La Yahduruhu al-Faqih] .....
عُرِضَتْ عَلَيَّ الأُمَمُ فَأَخَذَ النَّبِيُّ يَمُرُّ مَعَهُ الأُمَّةُ وَالنَّبِيُّ يَمُرُّ مَعَهُ النَّفَرُ وَالنَّبِيُّ يَمُرُّ مَعَهُ الْعَشَرَةُ وَالنَّبِيُّ يَمُرُّ مَعَهُ الْخَمْسَةُ وَالنَّبِيُّ يَمُرُّ وَحْدَهُ فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ كَثِيرٌ قُلْتُ يَا جِبْرِيلُ هَؤُلاءِ أُمَّتِي قَالَ لا وَلَكِنْ انْظُرْ إِلَى الأُفُقِ فَنَظَرْتُ فَإِذَا سَوَادٌ كَثِيرٌ قَالَ هَؤُلاءِ أُمَّتُكَ وَهَؤُلاءِ سَبْعُونَ أَلْفًا قُدَّامَهُمْ لا حِسَابَ عَلَيْهِمْ وَلا عَذَابَ قُلْتُ وَلِمَ قَالَ كَانُوا لا يَكْتَوُونَ وَلا يَسْتَرْقُونَ وَلا يَتَطَيَّرُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ فَقَامَ إِلَيْهِ عُكَّاشَةُ بْنُ مِحْصَنٍ فَقَالَ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ قَالَ اللَّهُمَّ اجْعَلْهُ مِنْهُمْ ثُمَّ قَامَ إِلَيْهِ رَجُلٌ آخَرُ قَالَ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَجْعَلَنِي مِنْهُمْ قَالَ سَبَقَكَ بِهَا عُكَّاشَةُ
“Ditampakkan kepadaku beberapa ummat. Maka ada seorang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh satu ummat, ada pula seorang nabi yang diikuti oleh beberapa orang, ada juga nabi yang diikuti oleh sepuluh orang. Ada juga nabi yang diikuti lima orang, bahkan ada seorang nabi yang berjalan sendiri. Aku pun memperhatikan maka tiba-tiba ada sejumlah besar orang, aku berkata, ‘Wahai Jibril, apakah mereka itu ummatku? Jibril menjawab, ‘Bukan, tapi lihatlah ke ufuk!’ Maka aku pun melihat ternyata ada sejumlah besar manusia. Jibril berkata, ‘Mereka adalah ummatmu, dan mereka yang di depan, 70.000 orang tidak akan dihisab dan tidak akan diadzab.’ Aku berkata, ‘Kenapa?’ Dia menjawab, ‘Mereka tidak minta di-kai, tidak minta diruqyah, dan tidak meramal nasib serta hanya kepada Allah mereka bertawakal. ’Maka berdirilah Ukasyah bin Mihshan, lalu berkata, ‘Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan salah satu seorang di antara mereka.’ Nabi pun berdoa, ‘Ya Allah, jadikanlah dia salah seorang di antara mereka.’ Lalu ada orang lain yang berdiri dan berkata, ‘Berdoalah kepada Allah agar Dia menjadikan aku salah seorang di antara mereka.’ Nabi Shalalahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Kamu telah didahului oleh Ukasyah’.” [HR. Bukhari & Muslim] .....
Bahkan sifat-sifat dari calon penghuni surga tanpa hisab ini juga dijelaskan di dalam sebuah hadits Sahl bin Sa’d radhiallahu ‘anhu, dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa sallam, dia berkata :
لَيَدْخُلَنَّ مِنْ أُمَّتِي سَبْعُونَ أَلْفًا أَوْ سَبْعُ مِائَةِ أَلْفٍ ( شكّ أحد رواة الحديث ) لا يَدْخُلُ أَوَّلُهُمْ حَتَّى يَدْخُلَ آخِرُهُمْ وُجُوهُهُمْ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْر
“Pasti ada 70.000 orang dari ummatku atau 700.000 orang (salah seorang periwayat hadits ini ragu) akan masuk surga orang pertama di antara mereka & tidak memasukinya sebelum masuk pula orang terakhir dari mereka. Wajah-wajah mereka seperti bulan pada bulan purnama.” [HR. Bukhari & Muslim] .....
Dan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata : aku mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa sallam bersabda ;
يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي زُمْرَةٌ هِيَ سَبْعُونَ أَلْفًا تُضِيءُ وُجُوهُهُمْ إِضَاءَةَ الْقَمَرِ
“Akan masuk surga sekelompok dari ummatku sejumlah 70.000 orang. Wajah-wajah mereka bercahaya seperti cahaya bulan.” [HR. Bukhari & Muslim] .....
Tentang sifat-sifat lainnya dari mereka juga diterangkan pula di dalam satu hadist khusus yang diriwayatkan oleh Muslim, dalam shahihnya dari hadits Jabir bin Abdullah Radhiyallahu ‘anhu ;
ثُمَّ يَنْجُو الْمُؤْمِنُونَ فَتَنْجُو أَوَّلُ زُمْرَةٍ وُجُوهُهُمْ كَالْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ سَبْعُونَ أَلْفًا لا يُحَاسَبُونَ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ كَأَضْوَإِ نَجْمٍ فِي السَّمَاءِ ثُمَّ كَذَلِكَ
“Kemudian selamatlah orang-orang mukmin (muslim), selamat pulalah kelompok pertama dari mereka yang wajah-wajah mereka seperti bulan pada malam purnama sejumlah 70.000 orang. Mereka tidak dihisab kemudian orang-orang setelah seperti cahaya bintang di langit, kemudian yang seperti mereka.”
Bahkan hadits-hadits lainnya juga ikut mengabarkan tentang berita gembira ini. Karena didalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Musnad Imam Ahmad, Sunan Turmidzi, dan Sunan Ibnu Majah dari hadits Abu Umamah juga menjelaskan hal yang sama. Dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa sallam, dia berkata ;
وَعَدَنِي رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي سَبْعِينَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ وَلا عَذَابٍ مَعَ كُلِّ أَلْفٍ سَبْعُونَ أَلْفًا وَثَلاثَ حَثَيَاتٍ مِنْ حَثَيَاتِ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ
"Rabbku ‘Azza wa Jalla telah menjanjikan kepadaku bahwa ada dari ummatku yang akan masuk surga sebanyak 70.000 orang tanpa hisab ataupun adzab beserta setiap ribu orang ada 70.000 orang lagi dan tiga hatsiyah dari hatsiyah-hatsiyah Allah ‘Azza wa Jalla."
Kesimpulan dari sejumlah hadist-hadist tersebut adalah di akhirat nanti tepatnya ketika hari kebangkitan telah tiba akan ada sekelompok manusia dari kalangan umat Nabi Muhammad saw yang akan masuk surga tanpa hisab, tanpa mizan serta tanpa di azab terlebih dahulu di neraka.
Artinya, kelompok atau 70.000 golongan ini akan masuk surga tanpa melalui proses atau tahapan-tahapan umum seperti yang harus dilalui oleh manusia lainnya.
Proses dan tahapan itu antara lain :
1. Alam Barzah
Setelah manusia meninggal dari alam dunia, manusia akan berada di alam barzah atau yang biasa dikenal dengan alam kubur.
Barzah sendiri artinya sekat, antara alam dunia dan alam akhirat. Alam kubur yang membatasi antara dunia dan akhirat. Barzakh menjadi tempat persinggahan sementara jasad makhluk sampai dibangkitkannya pada hari kiamat. Penghuni barzah berada di tepi dunia dan akhirat.
2. Padang Mansyar
Kepanasan, kehausan dan terombang-ambing di padang mansyar. Yaitu sebuah dataran yang berada di alam akhirat, berpasir dan tidak terlihat tinggi maupun rendah.
Dimana kita harus mencari dan menemui 1 Nabi (Rasull) ke Nabi (Rasull) lainnya hingga berakhir ke Nabi Muhammad Rasulullah saw.
Padang Mahsyar adalah tempat yang sangat luas di mana seluruh manusia dikumpulkan setelah mereka dibangkitkan dari kubur atau tempat lain yang Allah kehendaki untuk diadili satu persatu di hadapan Allah subhanu wa ta’ala untuk ditimbang semua amalnya dan dihisab. (Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad, Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr [Dar Al-Hawi, 1998], cet. II, hal. 14).
3. Yaumul Hisab
Harus melalui (hisab) proses pengadilan atau penghakiman yang sangat sulit dan berat, karena saat itu lembaran catatan amal (iliyin & sijjin) dibacakan oleh malaikat lalu digelar perkara hisab yang berkaitan dengan hak seorang hamba ke Tuhan dan hak seorang manusia dengan manusia lainnya, dimana ketika di dunia mungkin terjadi masalah yang belum diselesaikan sehingga harus diselesaikan di Yaumul Hisab.
4. Yaumul Mizan
Proses Mizan, dimana semua amal manusia (Iliyin & Sijjin) yang telah di hisab akan ditimbang di neraca keadilan (timbangan amal).
Jika amal kebaikannya (pahala) lebih berat dari amal buruknya (dosa) maka manusia tersebut akan dimasukkan ke surga, sebaliknya jika amal keburukan (dosanya) lebih berat dari amal baiknya (pahala) maka akan dimasukkan ke neraka.
5. Jembatan Shirat Al Mustaqim
Harus melalui jembatan Shirat al Mustaqim, yaitu sebuah jembatan di akherat yang dibawahnya merupakan lautan api dari 7 neraka beserta 7 pintunya dan ujung dari jembatan ini adalah 8 pintu surga.
Setiap orang yang melewati jembatan ini dalam keadaan berbeda-beda sesuai dengan amal dan derajatnya di sisi Tuhan.
Ada yang melaluinya dalam keadaan berjalan, berlari, merangkak, melaluinya dengan kendaraan seperti kuda, bahkan ada yang terbang & melaluinya dengan secepat kilat. Kondisi ini tergantung sesuai kadar amal & derajatnya di sisi Tuhan.
Di akherat nanti, semua manusia, jin & iblis yang ada di dunia ini akan melewati jembatan shirat, namun kebanyakannya terpeleset ketika baru 1, 2 atau 3 langkah sehingga jatuh dan menjadi penghuni neraka yang berada dibawahnya.
Namun bagi siapa saja yang bisa melewati jembatan ini, maka dia akan menjadi penghuni surga yang kekal karena ujung dari jembatan Shirat al Mustaqim adalah pintu surga yang telah disediakan untuk hamba-hamba Tuhan yang terpilih.
6. Al Qantharah
Setelah orang-orang beriman berhasil melewati shirat, mereka kelak akan sampai di sebuah tempat yang disebut Qantharah.
Qantharah adalah terusan jembatan Shiroth atau ujungnya shiroth. Tempat terakhir yang akan dilalui oleh manusia, berupa jembatan yang menghubungan mereka ke surga. Terletak antara neraka dan surga.
Proses-proses itulah yang akan dilalui oleh seluruh mahluk di dunia ini, seperti manusia, jin & iblis.
Namun berbeda bagi para Nabi, Rasull, Waliyullah, Syuhada dan 70.000 golongan yang masuk surga tanpa hisab ini, dimana keadaan mereka diistimewakan di akherat nanti.
Mungkin akan tetap melalui tahap-tahap itu, hanya saja dalam keadaan diberi naungan oleh Tuhan sehingga prosesnya dimudahkan, terasa ringan, spesial serta hanya Tuhan yang tau.
Dengan kata lain, mereka yang termasuk kedalam 70.000 golongan ini akan langsung masuk surga tanpa hisab dan mizan atau tanpa tahapan dan proses yang panjang sebagaimana yang akan dialami serta dilalui oleh mahluk atau manusia lainnya.
Karena di dalam ayat dan hadist juga dijelaskan, bahwa tidak sedikit dari golongan jin, manusia serta iblis yang harus terjatuh dan di azab terlebih dahulu di neraka sebelum akhirnya di angkat atau dimasukkan ke surga.
Kesimpulannya adalah orang-orang yang termasuk kedalam 70.000 golongan ini semasa hidup di dunia memiliki sifat, keimanan dan keyakinan yang kuat kepada Tuhan, Rasull dan Kitab- NYA (al-Qur'an & al-Hadist).
Mereka juga diberi ujian dan cobaan yang begitu dahsyat, dimana akal, nalar dan logika tidak bisa menjawabnya karena berhubungan dengan alam Ghaib yang jika tidak kuat mungkin taruhannya adalah iman.
Sifat, Iman, keyakinan dan kondisi atau keadaan mereka itu seperti :
1. Ketika diuji dengan sakit atau terluka terkena senjata musuh di medan perang, mereka tidak berobat atau melakukan metode penyembuhan dengan kay (besi panas).
Mungkin jaman sekarang adalah operasi pemasangan pen atau alat medis lainnya yang menggunakan aliran listrik serta pemasangan sesuatu (besi) ke dalam tubuh agar cepat sembuh dari penyakit atau sakit yang diderita.
2. Tidak melakukan sihir jin atau praktek sihir, tidak percaya & tidak melakukan TBC (Tahayul, Bid'ah, Chirofat), Serta tidak mendatangi atau meminta bantuan (pertolongan) kepada Dukun, Paranormal & Yai Khodam.
3. Tidak bersandar kepada mahluk, tidak minta diruqyah, tidak ingin diruqyah serta tidak diruqyah meskipun terkena Sihir Jin atau gangguan jin lainnya (hingga maut menjemput).
4. Selalu berdoa, pasrah serta hanya bertawakal kepada ALLAH swt dalam segala urusan dan cobaan (ujian) kehidupan.
Itulah 4 golongan yang termasuk kedalam 70.000 golongan yang akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab sesuai dengan yang dijelaskan oleh hadist.
Semoga kita semua termasuk kedalam golongan yang dimaksud oleh hadist tersebut, serta mewarisi Surga Akherat.
Wallahhu a'lam bisawab ...
Related Posts
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya

Komentar
Posting Komentar