Featured Post
Apa dan Dimana Surga Itu? Versi Alkitab Bible
![]() |
| Apa dan Dimana Surga Itu? |
Ini adalah bagian kedua dari seri dua bagian tentang surga dan neraka yang ditulis oleh pakar Alkitab Robyn Whitaker. Anda dapat membaca tulisannya tentang neraka di sini.
Nenek saya yang saleh, seorang Baptis, pernah secara mengejutkan mengakui, pada usianya yang sudah menginjak 93 tahun, bahwa dia tidak ingin pergi ke surga...? Mengapa ? kami bertanya? Yah, menurutku akan membosankan hanya duduk-duduk di atas awan dan menyanyikan himne sepanjang hari? jawabnya. Dia ada benarnya.
Mark Twain mungkin setuju dengan penilaiannya. Dia pernah melontarkan sindiran bahwa seseorang harus memilih ?surga bagi iklim, neraka bagi perusahaan?.
Sebagian besar dari kita memiliki konsep tentang surga, meskipun konsep tersebut dibentuk oleh film seperti What Dreams May Come, The Lovely Bones, atau menganggapnya melibatkan pertemuan Morgan Freeman di ruangan putih. Meskipun tidak serumit gagasan alkitabiah tentang neraka, konsep surga juga tidak sesederhana itu.
Seperti yang ditulis oleh pakar Perjanjian Baru, Paula Gooder:
"Mustahil menyatakan secara pasti apa yang dikatakan Alkitab secara keseluruhan tentang surga? Kepercayaan alkitabiah tentang surga beragam, kompleks, dan berubah-ubah."
Dalam tradisi Kristen, surga dan firdaus digabung sebagai jawaban atas pertanyaan ?ke mana saya harus pergi ketika saya mati?? Gagasan bahwa orang mati berada di surga atau menikmati surga sering kali memberikan penghiburan yang luar biasa bagi mereka yang berduka dan harapan bagi mereka yang menderita atau sekarat. Namun surga dan firdaus pada awalnya lebih berkaitan dengan tempat tinggal Tuhan, bukan tentang kita atau tujuan akhir kita.
Kata surga atau surga dalam bahasa Ibrani (shamayim) dan Yunani (ouranos) juga dapat diterjemahkan sebagai langit. Ini bukanlah sesuatu yang ada secara kekal melainkan bagian dari ciptaan.
Baris pertama Alkitab menyatakan bahwa surga diciptakan bersamaan dengan penciptaan bumi (Kejadian 1). Ini terutama merupakan tempat bersemayamnya Tuhan dalam tradisi alkitabiah: sebuah dunia paralel di mana segala sesuatu berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan. Surga adalah tempat kedamaian, cinta, komunitas, dan ibadah, di mana Tuhan dikelilingi oleh istana surgawi dan makhluk surgawi lainnya.
Para penulis Alkitab membayangkan bumi sebagai tempat datar dengan Syeol di bawahnya (alam orang mati) dan sebuah kubah di atas bumi yang memisahkannya dari langit atau langit di atasnya. Tentu saja, kita tahu bahwa bumi tidak datar, dan alam semesta yang bertingkat tiga ini tidak masuk akal bagi pikiran modern. Meski begitu, konsep surga (di mana pun letaknya) tetap berlanjut dalam teologi Kristen sebagai tempat bersemayamnya Tuhan dan klaim teologis bahwa dunia ini bukanlah segalanya.
Metafora utama lainnya mengenai tempat tinggal Tuhan dalam Alkitab adalah surga. Menurut versi penyaliban Lukas, Yesus berbicara dengan orang-orang di kedua sisinya sambil menunggu kematian dan berjanji kepada orang yang disalib di sebelahnya ?hari ini kamu akan bersamaku di surga?.
Referensi surga dalam Alkitab kemungkinan besar disebabkan oleh pengaruh budaya Persia dan khususnya taman Kerajaan Persia (paridaida). Taman bertembok Persia terkenal karena tata ruangnya yang indah, keanekaragaman tumbuhan, pagar bertembok, dan menjadi tempat di mana keluarga kerajaan dapat berjalan dengan aman. Mereka sebenarnya adalah surga di bumi.
Taman Eden dalam Kejadian 2 sangat mirip dengan taman atau surga Kerajaan Persia. Ia memiliki sumber air yang melimpah di sungai-sungai yang mengalir melaluinya, buah-buahan dan segala jenis tanaman untuk makanan, dan ?enak dipandang?. Tuhan tinggal di sana, atau setidaknya berkunjung, dan berbicara dengan Adam dan Hawa seperti seorang Raja di taman kerajaan.
Dalam kisah-kisah mitis besar yang menyusun Alkitab, manusia diusir dari Eden karena ketidaktaatannya. Maka dimulailah sebuah narasi tentang keterpisahan manusia dari Tuhan dan bagaimana manusia menemukan jalan kembali ke Tuhan dan tempat tinggal Tuhan (surga). Dalam tradisi Kristen, Yesus adalah sarana untuk kembali.
Peristiwa Paskah yang dirayakan umat Kristiani di seluruh dunia pada saat ini adalah tentang kebangkitan Yesus setelah kematiannya yang kejam di kayu salib tiga hari sebelumnya. Kebangkitan Yesus dipandang sebagai janji, ?buah sulung? dari apa yang mungkin terjadi bagi semua umat manusia ? kebangkitan menuju kehidupan kekal bersama Tuhan. Tentu saja ini soal keimanan, bukan sesuatu yang bisa dibuktikan. Namun rekonsiliasi dengan Tuhan merupakan inti kisah Paskah.
Buku terakhir dalam Alkitab, Wahyu, menggabungkan gagasan tentang surga dan firdaus. Penulis menggambarkan visi tentang surga baru yang diciptakan kembali yang turun ke bumi. Ini bukanlah pelarian dari planet ini melainkan sebuah penegasan terhadap semua yang diciptakan, material, dan duniawi namun kini telah disembuhkan dan diperbarui.
Visi alkitabiah terakhir tentang surga ini sangat mirip dengan Taman Eden ? lengkap dengan Pohon Kehidupan, sungai, tumbuhan dan Tuhan ? meskipun saat ini surga juga merupakan kota perkotaan yang multikultural. Dalam apa yang pada hakikatnya adalah kembali ke Eden, manusia diperdamaikan dengan Allah dan tentu saja dengan satu sama lain.
Surga atau firdaus dalam Alkitab adalah visi utopis, yang dirancang tidak hanya untuk menginspirasi iman kepada Tuhan tetapi juga dengan harapan agar manusia dapat mewujudkan nilai-nilai cinta dan rekonsiliasi di dunia ini.
Related Posts
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya


Komentar
Posting Komentar