Featured Post

Rahasia Lubang Hitam Supermasif Yang Tersembunyi

Lubang Hitam Supermasif

Lubang hitam supermasif yang tersembunyi mengungkap rahasianya melalui sinyal radio.

Para astronom telah menemukan hubungan yang mencolok antara jumlah debu di sekitar lubang hitam supermasif dan kekuatan emisi radio yang dihasilkan di galaksi yang sangat terang. Temuan ini dipublikasikan dalam Pemberitahuan Bulanan Royal Astronomical Society.

Tim astronom internasional yang dipimpin oleh Universitas Newcastle dan Universitas Durham, Inggris, menggunakan data baru dari Instrumen Spektroskopi Energi Gelap (DESI) yang melakukan survei lima tahun terhadap struktur skala besar di alam semesta yang akan mencakup spektrum optik untuk ~ 3 juta quasar, yaitu galaksi yang sangat terang yang ditenagai oleh lubang hitam supermasif. Mereka menemukan bahwa quasar yang mengandung lebih banyak debu, sehingga tampak lebih merah dan cenderung memiliki emisi radio yang lebih kuat dibandingkan dengan quasar yang memiliki sangat sedikit atau bahkan tidak ada debu sama sekali, sehingga tampak sangat biru.

Hampir setiap galaksi yang diketahui memiliki lubang hitam supermasif, yaitu lubang hitam dengan massa jutaan hingga miliaran massa Matahari kita di pusatnya, termasuk Bima Sakti kita. Di beberapa galaksi terdapat banyak materi di pusatnya, yang memberi makan dan menumbuhkan lubang hitam supermasif ini, menjadikannya sangat energik dan "aktif". 

Jenis galaksi aktif yang paling kuat disebut "quasar", yang merupakan salah satu objek paling terang di alam semesta. Kebanyakan quasar tampak sangat biru, karena piringan materi terang yang mengorbit dan memberi makan pusat lubang hitam supermasif yang sangat terang dalam panjang gelombang optik dan ultraviolet. Namun, para astronom telah menemukan bahwa sebagian besar quasar ini tampak sangat merah, meskipun sifat dari objek-objek tersebut masih belum dipahami dengan baik.

Untuk memahami fisika quasar merah ini, diperlukan pengukuran "spektroskopi", yang dapat digunakan untuk menganalisis cahaya quasar pada panjang gelombang berbeda. “Bentuk” spektrum quasar dapat menunjukkan jumlah debu yang ada di sekitar wilayah tengahnya. Mengamati emisi radio dari quasar juga dapat memberi tahu Anda tentang energi pusat lubang hitam supermasif, apakah itu meluncurkan "angin" atau "jet" yang kuat yang mungkin membentuk galaksi di sekitarnya.

Studi baru ini, dipimpin oleh Dr Victoria Fawcett dari Universitas Newcastle, dan sebelumnya Universitas Durham, menggunakan pengamatan spektroskopi dari DESI untuk mengukur jumlah debu (memerah) dalam sampel ~35.000 quasar dan menghubungkannya dengan emisi radio yang diamati. Mereka menemukan bahwa DESI mampu mengamati quasar merah (berdebu) yang jauh lebih ekstrem dibandingkan survei spektroskopi serupa/sebelumnya, seperti Sloan Digital Sky Survey (SDSS). Mereka juga menemukan bahwa quasar yang lebih merah cenderung memiliki emisi radio yang kuat dibandingkan dengan quasar biru pada umumnya.

Dr Fawcett berkata: "Sungguh menarik melihat kualitas data DESI yang luar biasa dan menemukan ribuan quasar merah yang sebelumnya langka. Saya merasa penelitian ini menyatukan banyak potongan teka-teki dalam pemahaman kita tentang quasar merah dan quasar merah, ini secara pasti menghubungkan debu di quasar dengan emisi radionya. Saya pikir ini adalah bukti terkuat sejauh ini bahwa quasar merah adalah elemen kunci dalam evolusi galaksi."

Koneksi radio yang semakin memerah ini kemungkinan besar disebabkan oleh aliran gas yang keluar dari lubang hitam supermasif, yang menghantam debu di sekitarnya dan menyebabkan guncangan dan emisi radio. Aliran keluar ini pada akhirnya akan menerbangkan semua debu dan gas di wilayah tengah galaksi, memunculkan quasar biru dan menghasilkan emisi radio yang lebih lemah. Hal ini konsisten dengan gambaran yang muncul bahwa quasar merah merupakan fase “ledakan” yang lebih muda dalam evolusi galaksi. Oleh karena itu, quasar merah mungkin sangat penting untuk memahami bagaimana galaksi berevolusi seiring waktu.

Dr Fawcett melanjutkan, "Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab seputar quasar merah, seperti apakah angin lubang hitam atau jet radio pada akhirnya bertanggung jawab atas peningkatan emisi radio ini. Namun, dengan sampel quasar merah DESI yang terus bertambah selama beberapa tahun ke depan. survei ini, saya yakin bahwa kita berada di ambang pemahaman sepenuhnya sifat quasar merah ini."


Sumber Artikel: 

Materi disediakan oleh Universitas Newcastle. Catatan: Konten dapat diedit untuk gaya dan panjangnya.

Referensi Jurnal: 

VA Fawcett, DM Alexander, A Brodzeller, AC Edge, DJ Rosario, AD Myers, J Aguilar, S Ahlen, R Alfarsy, D Brooks, R Canning, C Circosta, K Dawson, A de la Macorra, P Doel, K Fanning, A Font-Ribera, J E Forero-Romero, S Gontcho A Gontcho, J Guy, CM Harrison, K Honscheid, S Juneau, R Kehoe, T Kisner, A Kremin, M Landriau, M Manera, AM Meisner, R Miquel, J Moustakas , J Nie, WJ Percival, C Poppett, R Pucha, G Rossi, D Schlegel, M Siudek, G Tarlé, BA Weaver, Z Zhou, H Zou. Hubungan yang mencolok antara kepunahan debu dan deteksi radio di QSO DESI: bukti adanya fase ledakan berdebu di QSO merah. Pemberitahuan Bulanan Royal Astronomical Society, 2023; 525 (4): 5575 DOI: 10.1093/mnras/stad2603


Baca Juga

Related Posts

Komentar

Adst

Random Article

Artikel Populer

Arti Hidup & Filsafat Kehidupan

Sihir Dalam Pandangan Dunia Barat

9 Penemuan Orang Indonesia Yang Diakui Dunia

19 Fakta Tentang Bumi Yang Jarang Diketahui

Jin Qorin, Kembaran Manusia Dari Alam Gaib - Hasil Kloning Dan Rekayasa Iblis

Arti Hidup & Filsafat Kehidupan

Terbaru