Featured Post

Indonesia Ternyata Benua Atlantis Yang Hilang, Ada Reruntuhan Kota Kuno Di Dasar Laut Jawa

Indonesia Benua Atlantis Yang Hilang

Artikel ini ingin mencoba, menguak serta menjelaskan tentang tapak tilas dan sejarah Indonesia pada masa lalu, khususnya pada jaman es dimana bumi masih berusia remaja atau ABG. 

Semua orang di dunia mengakui, kalau pulau Kalimantan, Sumatera dan Jawa merupakan sebuah pulau dengan segala keunikan serta memiliki keindahan dan kekayaan alam yang tiada tara. 

Di masa lalu tepatnya ketika jaman es, Pulau-pulau ini merupakan paparan sunda yang dikenal sebagai Sundaland atau Sunda Iceland yang diduga sebagai Taman Eden atau Benua Atlantis Yang Hilang. 

Dugaan ini dikeluarkan oleh beberapa pakar geologi, astronomi, arkeolog, fisikawan, ahli antropologi, ilmuwan bumi serta para peneliti setelah tidak ditemukannya bukti yang valid di beberapa wilayah lain di bumi ketika di lakukan penelitian yang mendasari adanya kemungkinan tentang tempat dimana Benua Atlantis yang hilang berada. 

Seorang arkeolog dan penulis asal Brazil menduga, bahwa kota Atlantis yang hilang kemungkinan berada di Indonesia, letaknya di dasar laut dan tenggelam selama ribuan tahun di dasar Laut Jawa. 

Hans Berekoven, seorang arkeolog dan penulis asal Brazil ini menjelaskan, “bahwa  di dasar laut Indonesia, tepatnya di dasar Laut Jawa, kemungkinan terdapat beberapa kota kuno yang telah tenggelam selama ribuan tahun yang lalu.” 

Beberapa hasil studi dari penelitian yang dilakukan di Indonesia tidak menemukan sesuatu yang spesial, namun memiliki kemungkinan tentang adanya Kota Kuno di dasar Laut Indonesia. 

Penelitian tersebut dilakukan pada tahun 90-an, dengan mengarungi lautan Indonesia disekitar Laut Jawa. Awalnya penelitian tersebut bertujuan untuk mendapatkan sruktur dasar laut Indonesia. Namun setelah melakukan penyelaman di sekitar Laut  Jawa, para peneliti terkejut saat melihat dasar laut Indonesia yang cukup dangkal, hanya sekitar kurang lebih 60-70 meter. 

Berdasarkan fakta yang di dapat, Laut Jawa  merupakan bagian dari Paparan Sunda yang terendam air laut di era akhir zaman es. 

Pada masa lampau, kemungkinan Paparan Sunda merupakan penghubung antara Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, dan wilayah-wilayah lainnya di Asia Tenggara.

Peta zaman es, Indonesia & Asia Tenggara Masih Menyatu

Menurut para ahli, di masa lalu kawasan Asia Tenggara sangat subur dan beriklim hangat, berbeda dengan wilayah di belahan dunia lainnya yang mengalami musim dingin. 

Faktor inilah yang mendorong dan menyebabkan beberapa populasi nomaden dari China, India, dan beberapa kawasan lain di Asia bermigrasi ke wilayah ini, serta menjadikannya sebagai pusat-pusat peradaban dunia pada masa itu. 

Dikarenakan beriklim hangat dan kondisi tanah yang cukup kondusif serta subur, banyak orang-orang dari wilayah lain yang kebanyakan dari Asia kemudian menjadi masyarakat dan menetap serta bertahan hidup dengan bercocok tanam. 

Menurut Hans Berekoven, “anggapan bahwa pertanian pertama kali berkembang di Mesopotamia adalah keliru”. Menurutnya, pertanian dan peternakan pertama kali berkembang di Indonesia kuno, tepatnya pada zaman es yang telah berlangsung selama kurang lebih 60 ribu tahun yang lalu. 

Hans juga menambahkan, “bahwa penyebab berakhirnya zaman es dikarenakan adanya meteor serta asteroid yang jatuh ke bumi hingga mengakibatkan gletser dan es dikedua kutub bumi mencair. Saat itu, ada sekitar ratusan bahkan ribuan meteor dan asteroid yang jatuh ke bumi, tepatnya di wilayah Amerika Utara.” 

Meteor dan asteroid yang menghantam wilayah Amerika Utara telah menyebabkan pemanasan global secara besar-besaran, mencairkan gletser dan es di kutub utara hingga menambah volume permukaan air laut beberapa meter. Bahkan peristiwa tersebut disusul dengan erupsi gunung berapi, gempa bumi, tsunami dan banjir bandang di beberapa daerah di belahan dunia, termasuk di Asia dan menenggelamkan sebagian besar wilayah Paparan Sunda. 

Dengan tenggelamnya paparan sunda, maka secara otomatis semua kemajuan teknologi dan peradaban di masa lampau yang berada di wilayah tersebut juga ikut menghilang dan tersapu bersih. Meskipun demikian, beberapa peninggalan atau sisa-sisa peradaban tersebut masih bisa ditemukan dan dilihat di dasar lautan, salah satunya kemungkinan berada di Laut Jawa.

Kota Peradaban Yang Hilang

Menurut para ahli, sampai saat ini tim peneliti belum bisa menentukan seberapa maju peradaban di masa lampau yang menghuni Paparan Sunda. Namun beberapa data seismik yang diterima tentang Laut Jawa dan Paparan Sunda sudah memperlihatkan tanda-tanda awal, serta menunjukan adanya peradaban kuno di masa lampau yang berada di dasar laut, tepatnya di sekitar Laut Jawa. 

Walaupun tanda-tanda tersebut sudah terlihat, namun para ahli dan tim peneliti masih kesulitan karena kedalaman laut yang diteliti mencapai 1000 meter, berbeda dengan kedalaman laut di sekitar pesisir Laut Jawa yang hanya mencapai 60-70 meter. 

Bahkan beberapa artefak yang ditemukan telah berusia 19 ribu tahun. Para ahli menduga, bahwa artefak-artefak tersebut berasal dari zaman es dan lebih tua dari artefak yang ditemukan di Jepang, yaitu tembikar yang berusia 12 ribu tahun. 

Berdasarkan penemuan tersebut, para ahli meyakini bahwa Indonesia kuno merupakan salah satu dari sekian banyak negeri yang memiliki peradaban dan teknologi yang cukup maju di masa lampau. Tepatnya pada zaman es, ribuan tahun silam sebelum akhirnya tenggelam di dasar laut beserta peradabannya dan mungkin juga bersama penduduknya.

Profesor Arysio Santos, Ilmuwan Ahli Bumi

Pendapat itu juga dibenarkan oleh seorang Profesor, Arkeolog, Ahli Geologi serta Ilmuwan bumi dari Amerika Selatan bernama Santos. 

Beliau meyakini kalau Benua Atlantis yang hilang atau Taman Eden berada di dasar lautan Indonesia. Tepatnya antara pulau Kalimantan, Sumatera dan Jawa. 

Hal ini berdasarkan iklim, cuaca, letak geografis, struktur dan kondisi alam serta ditemukannya beberapa bukti yang ditemukan di dasar laut perairan Indonesia dan wilayah lainnya. 

Bahkan sisa-sisa fosil manusia purba dan hewan yang ditemukan di beberapa wilayah, seperti di atas gunung serta kawasan perbukitan juga memberikan bukti yang meyakinkan bagi para peneliti. 

Contohnya adalah ditemukannya beberapa fosil manusia purba, fosil binatang purba serta hewan laut purba di sekitar Gunung Ciremai Kuningan Cirebon. Hal ini menunjukkan sebuah bukti, bahwa kawasan ini dahulunya pernah terendam air laut. 

Bahkan di dasar laut Jawa banyak ditemukan fosil-fosil purba dan karang-karang yang menyerupai sebuah denah atau kawasan perkampungan kuno yang sudah menjadi batu atau karang, luasnya juga hampir kiloanmeter.

Peta zaman es, Indonesia masih menyatu dengan Asia Tenggara

Berdasarkan peta bumi pada jaman es, Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan hingga NTT dahulunya adalah sebuah daratan atau benua yang menyatu hingga ke semenanjung Asia Tenggara, seperti Malaysa, Brunai Darusalam, Singapura, Myanmar, Laos, Kamboja, Vietnam hingga Thailand. 

Wilayah (kalimantan, Sumatera, Jawa) dan pulau-pulau kecil yang berada disekitarnya hanyalah sebuah puncak gunung serta daerah perbukitan pada masa lalu atau jaman es kuno.

Santos menyatakan, kalau Benua Atlantis yang hilang terbentang dari selatan India, Samudera Hindia, hingga Indonesia (Kalimantan, Sumatera, Jawa). 

Pada masa lalu tepatnya pada masa jaman es wilayah ini dikenal dengan sebutan Sundaland atau Sunda Iceland. 

Menurut keterangan dari para peneliti, Ilmuwan dan juga santos, Indonesia hanya bagian selatan dari keseluruhan Benua Atlantis yang hilang atau Taman Eden yang ada di bumi. 

Taman Eden atau Benua Atlantis yang hilang ini telah dikenal sejak jaman Plato (Filsuf Yunani Kuno).

Menurut Plato, Benua Atlantis yang hilang adalah surga duniawi yang pernah ada di permukaan bumi. Keindahan serta kekayaan alamnya telah di kenal oleh negeri-negeri di dunia pada masa itu. 

Pada masa itu, Taman Eden atau Benua Atlantis yang hilang merupakan satu-satunya daerah atau wilayah yang beriklim tropis atau hangat di dunia. 

Hal ini yang menyebabkan keadaan Alam di Benua Atlantis sangat kaya dan subur.

Bumi Tertutup Es Dan Salju

Saat itu, hampir seluruh wilayah lain dipermukaan bumi tertutup es dan salju.

Bukan hanya alamnya, namun penghuninya atau penduduknya juga di kenal memiliki serta menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang sangat canggih di masanya.

Faktor itulah yang menyebabkan Benua Atlantis yang hilang menjadi pusat Peradaban kuno.

Plato menjelaskan, kalo Taman Eden atau Benua Atlantis yang hilang ini lenyap dan tenggelam di dasar lautan dikarenakan Mega Bencana yang tidak ada tandingannya hingga saat ini.

Plato Filsuf Yunani

Konon peristiwa itu terjadi selama 40 hari 40 malam tanpa henti. Peristiwa itu hampir sama seperti kisah banjir bandang yang melanda dunia pada masa Nabi Nuh as, dimana hampir 99% permukaan bumi tertutup air bah.

Kisah Nabi Nuh as itu juga dijelaskan dan diabadikan di dalam 3 Kitab Suci Agama Samawi (Yahudi, Islam, Kristen) yaitu Zabur Daud, Taurat, Quran dah Injil. 

Saat itu, di dunia telah terjadi gempa bumi, banjir bandang, rentetan gunung merapi meletus, mega tsunami serta bertambahnya volume permukaan air laut dikarenakan mencairnya gletser di kedua kutub bumi. 

Bukan hanya itu, hujan meteor juga terjadi di bumi dimana ratusan ribu bahkan jutaan meteor jatuh dan menghujam bumi hingga hampir 75% hutan di bumi terbakar serta jutaan spesies hewan punah. 

Saat terjadi peristiwa itu, bumi dalam keadaan gelap gulita dikarenakan kepulan asap dari hutan, rerumputan yang terbakar serta gumpalan asap debu bercampur lava pasir mengumpul di atas langit-langit dunia dan tertahan di atmosfer bumi hingga bertahun-tahun lamanya. Gumpalan asap serta debu lava pasir itu membentuk awan hitam hingga cahaya matahari tidak bisa menembus masuk dan menerangi bumi (dunia). Ketika itu hampir 99% mahluk di bumi mati dan menjadi mayat yang bergelimpangan.


Itulah sekilas tentang Tapak Tilas Indonesia pada masa lalu, tepatnya pada masa jaman es yang menurut dugaan para peneliti Indonesia adalah bagian dari Benua Atlantis Yang Hilang atau dalam bahasa Ibrani dan filsuf Yunani dikenal sebagai Taman Eden (Surga Duniawi Yang Pernah ada di bumi). 

Dugaan ini berdasarkan hasil riset dan penelitian yang telah dilakukan oleh Prof. Santos beserta kawan-kawannya dari kalangan ilmuwan bumi, ahli geologi, arkeologi, astronomi dan fisikawan yang sudah melakukan penelitian di Indonesia kurang lebih selama 30 Tahun. 

Jika hal ini adalah suatu kebenaran, maka Mesopotamia bukanlah peradaban tertua di dunia. Kemungkinan masih ada beberapa kota kuno lainnya dengan segala peradabannya yang tenggelam di dasar laut, tepatnya di sekitar wilayah Asia yang sezaman dengan zaman es, dan Indonesia memiliki bagian terbesar dari peradaban kuno zaman es tersebut...


Baca Juga

Related Posts

Komentar

Adst

Random Article

Artikel Populer

Arti Hidup & Filsafat Kehidupan

Sihir Dalam Pandangan Dunia Barat

9 Penemuan Orang Indonesia Yang Diakui Dunia

19 Fakta Tentang Bumi Yang Jarang Diketahui

Jin Qorin, Kembaran Manusia Dari Alam Gaib - Hasil Kloning Dan Rekayasa Iblis

Arti Hidup & Filsafat Kehidupan

Terbaru